Penggapai Asa Dari Desa
Ini adalah aku, Aku adalah seorang Perempuan yang
terlahir dari dari desa. Mengalirkan begitu banyak cerita yang begitu banyak
kisahnya. Inilah sepenggal kisah selama perjalanan hidupku. Ku ukir dalam
secarik kertas putih ini, yang mengandung arti & makna yang begitu penuh
warna. Didalamnya terdapat asa dari setiap kata, berbagai ekspresi dan lantunan
mengalir dalam setiap perjalanan hidupku yang tlah ku alami. Bahagia, tawa,
sedih, tangis, suka dan duka telah menemani selama hidup ku. Kini usia ku sudah
menginjak 18 tahun. Usia yang menurutku harus sudah berfikir matang. Nama
lengkapku “ Fitria Irmalasari “ Fitri
nama panggilanku. Lahir di Sukabumi, 14 Maret 1994 saat itu bertepatan dengan
hari raya Idul Fitri, tepatnya pada pukul 16.00 WIB. Lahir di Sukabumi, Jawa
Barat Tepatnya di Perkampungan Citepus Hilir RT 01/05. Aku adalah wanita yang
lahir di ranah suku Sunda. Putri pertama dari orangtua yang bernama Abidin dan
Irma Suansah. Ibuku, beliau kini hanya mengurus rumah tangga dan berkonsentrasi
mendidik anak agar berhasil dunia dan akhirat. Dan kini menginjak usia 40
tahun, jikalau menyangkut kedua orangtua ku adalah inspirasi dalam hidupku.
Aku terlahir bukanlah dari orang yang serba
ada. Namun, cita-citaku begitu luhur. Dan aku bersyukur karena Allah Swt telah
memberikan kedua orangtua seperti mereka. Yang selalu mengajariku tentang
kesederhanaan, keimanan yang kokoh, dan mengajariku untuk selalu rendah hati
kepada siapapun. Aku adalah sosok wanita yang tidak banyak bicara, sejak kecil
aku diajari oleh kedua orang tua ku untuk selalu hidup sewajarnya dan tidak
macam-macam. Masa kecil dalam hidupku begitu menyenangkan, karena orangtua ku
memberikan kasih sayang yang begitu besar. Orangtua ku mengasuh dan mendidik
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan tanpa lelah, bahkan siang malam mereka
mengurus ku dengan kasih sayangnya yang tak pernah usai.
Untuk itu, aku sangat mengambil
keteladanan yang begitu luhur dari sosok kedua orangtua ku. Yakni sosok “ baja
yang selalu bekerja keras, dan sosok kapas yang begitu lembut dalam mengajariku
“. Tidak heran, ketiga anaknya mengagumi dan meneladani nya.
Selain itu, Mereka sangat mengerti
pendidikan, sahutnya “ kami tidak bisa memberikan harta yang berlimpah seperti
halnya orang lain, tetapi kami do’akan agar kalian sukses dengan ilmu yang
kalian miliki. Karena mencari ilmu adalah kewajibanmu, dan ilmu mudah dibawa
kemanapun, sedangkan harta akan habis dengan sendirinya “. begitulah mereka
berkata dengan nada kerendahan hatinya.
Menurutku, masa remaja SMP maupun
SMA adalah masa yang indah dan tak terlupakan. Keceriaan, kebersamaan,
kebahagiaan, suka dan duka aku dapatkan ketika itu. Aku mempunyai banyak teman,
guru, serta orang-orang yang menyayangiku. Memang, prestasi ku saat SMP
tidaklah menonjol. Namun, tidaklah aku membiarkan hal ini terus menerus terjadi.
Ketika mulai masuk SMA, Aku terus belajar dan belajar agar prestasiku
meningkat. Dengan semangat dan kerja keras aku yakin bahwa aku bisa
melakukannya. Tidak hanya itu, aku ubah perlahan-lahan pola kehidupanku agar aku lebih mandiri,
disiplin, dan lebih baik.
Banyak
orang bilang, masa remaja adalah masa masa labil, yang penuh dengan tanya dan
terjadi perubahan perilaku. Yaa, akupun sependapat dengan pernyataan tersebut,
aku telah merasakan bahwa masa remaja merupakan masa yang masih labil, penuh
godaan, sekaligus tantangan. Pada masa
ini, tidak sedikit orang yang gagal atau terjerumus dalam pergaulan. Namun,
atas dukungan kedua orangtua dan keimanan, aku jawab semua itu dengan prestasi
dan keinginan yang kuat . Apalagi, sebagai anak pertama dari dua
bersaudara. Aku merasa bahwa aku harus sukses & menjadi kebanggaan
keluarga.
Atas dasar itulah, aku berfikir
bijak bahwa aku harus terus belajar dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan
. Aku berfikir bagaimana dan dengan cara apa aku harus mengawali semua ini.
Hingga akhirnya, ku dapatkan jawaban itu dari sebuah buku, bahwa untuk mencapai
kesuksesan itu haruslah semangat, optimis, kerja keras, positive
thinking dan selalu berdo’a. Itulah prinsip
yang aku pegang saat ini, aku yakin bahwa aku bisa melakukannya.
Kini, usia ku mulai menginjak
dewasa. Aku banyak menemukan pengalaman-pengalaman yang berharga. Buatku “ Pengalaman
adalah guru yang terbaik “ . Pengalaman mengajariku segalanya, aku
banyak berubah darinya. Tentang arti kedewasaan, cara bersikap, bertingkah laku,
serta lebih berhati-hati dalam bertindak .
Tidak hanya kebahagiaan yang menghiasi
perjalanan hidupku, aku menemukan banyak rintangan. Aku tahu bahwa setiap kehidupan
yang kujalani tidak seperti halnya air yang mengalir & tak selamanya lurus,
tetapi seperti jalan yang terdapat kerikil-kerikil tajam. Cobaan terus
menghampiri keluarga ku. Dulu Ayah ku yang begitu tegar, kuat, dan sehat kini
tak terlihat lagi seperti itu. Dan dua tahun sudah, Ayahku menderita sakit dan
harus keluar-masuk Rumah Sakit. Beribu cara sudah kami tempuh. Akibatnya,
kondisi keuangan kami semakin melemah. Aku tak tahu apa yang harus ku perbuat.
Karena satu-satunya tulang punggung keluarga adalah Ayah. Sedih dan tangis mengiringi
keluarga kami. Aku tak mau berputus asa dengan keadaan yang ku hadapi saat ini.
Aku yang ingin sekali kuliah, ternyata orangtua ku tak sanggup untuk
membiayaiku. Mereka hanya menyuruhku untuk bekerja saja, saat itu aku tak bisa berkata
apa-apa. Aku hanya bisa terus berdo’a agar Allah memberikan yang terbaik untuk kehidupanku.
Tanggal 26 Mei 2012 adalah waktu yang sangat bersejarah bagi catatan
kehidupanku. Aku lulus Ujian Nasional, dan aku didaulat untuk menjadi
Perwakilan kelas XII di sekolahku sebagai “Ratu Adat”. Tidak hanya disitu, pada
pukul 19.00 WIB pengumuman SNMPTN jalur Undangan diumumkan. Aku diberitahu oleh
guruku, ternyata aku lolos diterima di UI, perasaan ku sangat sangat bahagia
dan aku tidak bisa berkata apa-apa. Saat itu, Aku seperti merasa berada dalam
mimpi, dalam benakku penuh tanya, benarkah ini atau hanya sekedar candaan yang
diberitahu oleh guruku? Dan temanku pun mengirimkan pesan kepadaku pada saat
itu, untuk mengucapkan selamat karena telah diterima SNMPTN Undangan !. Tapi,
beberapa saat itu pun aku masih merasa tidak percaya karena aku hanya siswa
yang berasal dari program studi IPS, yang bukan merupakan favorit di sekolahku
dan lagi selama beberapa tahun terakhir tidak ada siswa/i yang berasal dari IPS
yang lolos ke perguruan tinggi negeri. Apalagi, Karena UI adalah salah satu
Universitas terbaik dan aku sangat beruntung bisa mendapat kesempatan di UI.
Ketika itu guru, teman-teman, dan orang disekitar ku sangat mengapresiasi
dengan penuh kebanggaan. Apalagi, ungkapan yang dikatakan oleh salah satu
guruku “Fitri, kamu hebat bisa tembus SNMPTN tahun ini sebagai penerima tunggal
SNMPTN ke UI dari SMAN 1 Pelabuhanratu, apalagi kamu jurusan IPS, langka sekali
yang bisa masuk ke UI”.kan. Aku harus berjuang untuk mencapai kesuksesan
yang akan di mulai saat ini. Aku sadar bahwa kehidupan ini selalu diliputi dengan
cobaan, aku yakin bahwa Allah menyayangi keluargaku. Dan aku mengambil hikmah
dan selalu beristiqomah dengan keadaan saat ini. Aku tidak boleh terpuruk dan
harus hadapi semua ini dengan bijaksana, sabar dan tawakkal. Allah pasti
menyimpan rahasia yang baik dibalik cobaan ini. Dalam salah satu ayat alqur’an
dijelaskan bahwa “ setelah kesulitan pasti ada kemudahan “.
Dan aku memegang prinsip tersebut .
Terimakasih
Orangtuaku, terimakasih atas jasa yang telah Kau berikan selama ini. kutuliskan
Karya tulis ini untukmu, betapa Aku sangat tidak kuat menahan tangis dan pedih
yang ku rasakan saat ini. kan ku kenang
sepanjang masa dalam sanubari ini. Sebagai tanda terima kasih yang begitu dalam
atas kasih sayang mu selama ini. Do’akan aku dalam setiap langkahku, agar Aku
dapat menjadi orang yang berguna. Dan Aku kan berkata kepada semua orang bahwa Kau
adalah Inspirasiku, Kau adalah motivator ku, Kau sosok dibalik kesuksesan ku.
Untukmu Ayah dan Ibuku J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar