Hallo, pembaca!!
Seneng banget bisa nulis dan berbagi informasi buat kamuu, Iya kamu :D
Untuk kesekian kalinya saya dicurhatin sama temen saya. Cewek? Iya lah. Punten yaa, saya pake bahasa yang agak "beda", gapapa kan bro sist! Yang penting kita semua dapat mengambil hikmah sekaligus terus bercermin diri. Alhamdulillah masih banyak kekurangan saya, semoga Allah akan terus memperbaiki diri kita. Aamiin
Life is a process, setuju? Ya, kalo engga juga gapapa :P
Malam ini saya dicurhatin sama temen (lama) Alhamdulillah keep contact! Ckck
Jadi, awalnya dia tiba-tiba ngechat "Fit, boleh kepo ngga?", lah trus saya kaget, takut ditanyain yang macem-macem.
Agak lama bales chatnya, lalu saya balas: Ya boleh bangett, selama saya bisa dan bersedia jawab. Wkwk
Dia tanya: Kalau diliat2, selama ini kamu ngga pernah galau ya, ekspresi maupun statusnya kayak seneng melulu. Kamu pacaran ngga sih? Hmm
Alhamdulillah, Allah senantiasa memperbaiki diri saya. Allah menjaga saya.
Dulu memang saya akui, keseringan menggalau tidak jelas. Tapi itu dulu ya :D
Kini, bagi saya galau itu adalah sesuatu yang wasting time. Saya diajarkan di teman2 "melingkar" saya agar mencari kesibukan dengan hal2 yang positif.
Galau sih gapapa ya manusiawi kok, asalkan kadarnya jangan berlebihan.
Intinya kalau saya sedang ada masalah, saya cukup menyendiri aja atau curhat ke teman yang dapat dipercaya untuk dicurhatih.
Bagi saya, pacaran pun bukan suatu solusi mencapai kebahagiaan. Justru akan menghambat kebahagiaan kamu, baik dari segi waktu maupun pikiran yang tidak karuan.
Pacaran mungkin akan lebih membatasi diri kamu untuk berkarya lebih hebat dan positif.
Masa depanmu lebih berharga daripada sekadar pacaran yang belum tentu ada kepastiannya. Akan lebih pasti kalau dia mengkhitbah kamu melalui orangtuamu. Aamiin
Alhamdulillah, step by step saya jalani kehidupan yang penuh dengan kerikil ini. Jujur, berulang kali saya jatuh dan jatuh lagi. Kadang saya mengeluh, ngga pede, dsb.
Namun, tak henti2nya orang tua selalu support. Bahkan, ada agenda tiap hari ditelponin sang mamah yang baik hati dan penyabar itu. *tear*
Kurang kasih sayang apa? Sudah lengkap sekali pemberian dari orangtua, jadi galaunya diminimalisir aja deh :D
Dan lalu dia curhat lagi, "saya serasa terkekang karena merasa tidak dipercaya sama orang tua, hubungan pertemanan diatur, nilai-nilai saya kuliah pun ngga bagus, soalnya kerapkali saya dilarang ngerjain tugas sepulang kuliah"
Permasalahan dari hal itu adalah "KEPERCAYAAN" Kamu tahu bahwa kepercayaan itu mahal harganya? Nah, sebagai anak harus juga membanguh kepercayaan terhadap orang tua. Kuncinya nurutlah sama orang tua, berbuat baik sama mereka. Kalau mereka butuh bantuan kita, bantulah. Jangan nunggu disuruh2 dulu, baru mau ngerjain. Hhe
Mematuhi perintah orang tua adalah suatu kewajiban, asalkan masih dalam konteks untuk kebaikan. Saya selalu berupaya untuk menuruti dan kalaupun ada masalah, saya diam sediam2nya, memang kurang bagus sih, tapi saya paling tidak bisa membangkang orang tua dengan memakai kata2. InsyaAllah
Nah, tak jarang juga saya menggerutu dalam hati. Selesai pulang sekolah SMA, Saya harus pulang dan masak2 dan membantu merapikan rumah. Yaa capek sih seperti itu setiap hari. Tapi alhamdulillah terasanya sampai saat ini, saya dipaksa bisa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. You must know, bahwa perempuan itu harus multifungsi. Yaa, itu pula yang menjadi harapan saya.
Kalau orang tua sudah percaya, tidak akan sulit kita melangkah ke kehidupan selanjutnya. Dan jangan lupa selalu doakan mereka. Membangun kepercayaan dengan orang tua dengan cara "nurut". Sayangi mereka dengan tulus dan bahagiakanlah.
Kalau orang tua sudah percaya sama kita, kita juga tidak akan merasa terhakimi, takut, merasa was2, merasa khawatir, dsb. Justru akan memudahkan kita melangkah lebih baik.
Semoga Allah, Orangtua, guru, saudara, teman2, dsb senantiasa mempercayai kita sebagai insan yang ingin terus lebih baik lagi. Aamii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar