Total Tayangan Halaman

Rabu, 19 Juli 2017

Tentang Mimpi: Visi untuk Membangun dan Mewujudkannya

Hampir semua orang sepakat bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Konon katanya, pilihan di masa muda akan menentukan hidup kita di masa tua. Seperti dalam peribahasa: Hidupmu hari ini adalah hasil perjuanganmu lima tahun yang lalu dan penentuan hidupmu di masa depan adalah hasil perjuanganmu di masa kini.
“Saya rasa, kunci kemudahan hidup itu resepnya adalah keberanian. Ketika kita mulai berani melangkah, lambat laun kita diarahkan kepada tujuan yang kita inginkan”.
Keberanian itu tentu harus dibarengi dengan fokus dan kerja keras, karena bekal keberanian saja rasanya tidak cukup apabila kita masih memiliki rasa malas, sombong, dan acuh tak acuh.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 11)
Coba renungkan Firman-Nya tersebut, Ketiga sifat malas, sombong, dan acuh tak acuh  bagaikan sebuah bumerang yang dapat menghalangi mimpi kita. Yang sebaiknya kita lakukan adalah berupaya menghindarinya lalu bersikap optimis dalam menatap masa kini dan masa depan.
“Semua orang mampu merangkai mimpinya, tapi juga harus mampu memulai dan mewujudkan mimpi-mimpinya”.
Karena untuk melabuhkan mimpi itu haruslah dengan tindakan konkret. Tidaklah elok apabila kita merancang mimpi tanpa mau mewujudkannya. Yang sebaiknya kita pikirkan adalah kapan mewujudkan mimpinya? Mari bergerak untuk mewujudkan mimpi-mimpi menjadi kenyataan dan bersyukurlah bahwa setiap kita diberikan potensinya masing-masing.
Hampir semua orang sepakat bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Konon katanya, pilihan di masa muda akan menentukan hidup kita di masa tua. Seperti dalam peribahasa: Hidupmu hari ini adalah hasil perjuanganmu lima tahun yang lalu dan penentuan hidupmu di masa depan adalah hasil perjuanganmu di masa kini.
“Saya rasa, kunci kemudahan hidup itu resepnya adalah keberanian. Ketika kita mulai berani melangkah, lambat laun kita diarahkan kepada tujuan yang kita inginkan”.
Keberanian itu tentu harus dibarengi dengan fokus dan kerja keras, karena bekal keberanian saja rasanya tidak cukup apabila kita masih memiliki rasa malas, sombong, dan acuh tak acuh.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 11)
Coba renungkan Firman-Nya tersebut, Ketiga sifat malas, sombong, dan acuh tak acuh  bagaikan sebuah bumerang yang dapat menghalangi mimpi kita. Yang sebaiknya kita lakukan adalah berupaya menghindarinya lalu bersikap optimis dalam menatap masa kini dan masa depan.
“Semua orang mampu merangkai mimpinya, tapi juga harus mampu memulai dan mewujudkan mimpi-mimpinya”.
Karena untuk melabuhkan mimpi itu haruslah dengan tindakan konkret. Tidaklah elok apabila kita merancang mimpi tanpa mau mewujudkannya. Yang sebaiknya kita pikirkan adalah kapan mewujudkan mimpinya? Mari bergerak untuk mewujudkan mimpi-mimpi menjadi kenyataan dan bersyukurlah bahwa setiap kita diberikan potensinya masing-masing.
“Ketika saya diberi dua tangan, saya akan menggunakan satu tangan untuk menolong diri saya dan satu tangan lagi untuk menolong orang lain”.
Membangun mimpi berarti menumbuhkan harapan kita untuk bersegera meraihnya.
“Ketika saya diberi dua tangan, saya akan menggunakan satu tangan untuk menolong diri saya dan satu tangan lagi untuk menolong orang lain”.
Membangun mimpi berarti menumbuhkan harapan kita untuk bersegera meraihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar