Hampir semua orang sepakat bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Konon
katanya, pilihan di masa muda akan menentukan hidup kita di masa tua.
Seperti dalam peribahasa: Hidupmu hari ini adalah hasil perjuanganmu
lima tahun yang lalu dan penentuan hidupmu di masa depan adalah hasil
perjuanganmu di masa kini.
“Saya rasa, kunci kemudahan hidup itu resepnya adalah keberanian.
Ketika kita mulai berani melangkah, lambat laun kita diarahkan kepada
tujuan yang kita inginkan”.
Keberanian itu tentu harus dibarengi dengan fokus dan kerja keras,
karena bekal keberanian saja rasanya tidak cukup apabila kita masih
memiliki rasa malas, sombong, dan acuh tak acuh.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 11)
Coba renungkan Firman-Nya tersebut, Ketiga sifat malas, sombong, dan
acuh tak acuh bagaikan sebuah bumerang yang dapat menghalangi mimpi
kita. Yang sebaiknya kita lakukan adalah berupaya menghindarinya lalu
bersikap optimis dalam menatap masa kini dan masa depan.
“Semua orang mampu merangkai mimpinya, tapi juga harus mampu memulai dan mewujudkan mimpi-mimpinya”.
Karena untuk melabuhkan mimpi itu haruslah dengan tindakan konkret.
Tidaklah elok apabila kita merancang mimpi tanpa mau mewujudkannya. Yang
sebaiknya kita pikirkan adalah kapan mewujudkan mimpinya? Mari bergerak
untuk mewujudkan mimpi-mimpi menjadi kenyataan dan bersyukurlah bahwa
setiap kita diberikan potensinya masing-masing.
Hampir semua orang sepakat bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Konon
katanya, pilihan di masa muda akan menentukan hidup kita di masa tua.
Seperti dalam peribahasa: Hidupmu hari ini adalah hasil perjuanganmu
lima tahun yang lalu dan penentuan hidupmu di masa depan adalah hasil
perjuanganmu di masa kini.
“Saya rasa, kunci kemudahan hidup itu resepnya adalah keberanian.
Ketika kita mulai berani melangkah, lambat laun kita diarahkan kepada
tujuan yang kita inginkan”.
Keberanian itu tentu harus dibarengi dengan fokus dan kerja keras,
karena bekal keberanian saja rasanya tidak cukup apabila kita masih
memiliki rasa malas, sombong, dan acuh tak acuh.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 11)
Coba renungkan Firman-Nya tersebut, Ketiga sifat malas, sombong, dan
acuh tak acuh bagaikan sebuah bumerang yang dapat menghalangi mimpi
kita. Yang sebaiknya kita lakukan adalah berupaya menghindarinya lalu
bersikap optimis dalam menatap masa kini dan masa depan.
“Semua orang mampu merangkai mimpinya, tapi juga harus mampu memulai dan mewujudkan mimpi-mimpinya”.
Karena untuk melabuhkan mimpi itu haruslah dengan tindakan konkret.
Tidaklah elok apabila kita merancang mimpi tanpa mau mewujudkannya. Yang
sebaiknya kita pikirkan adalah kapan mewujudkan mimpinya? Mari bergerak
untuk mewujudkan mimpi-mimpi menjadi kenyataan dan bersyukurlah bahwa
setiap kita diberikan potensinya masing-masing.
“Ketika saya diberi dua tangan, saya akan menggunakan satu tangan
untuk menolong diri saya dan satu tangan lagi untuk menolong orang
lain”.
Membangun mimpi berarti menumbuhkan harapan kita untuk bersegera meraihnya.
“Ketika saya diberi dua tangan, saya akan menggunakan satu tangan
untuk menolong diri saya dan satu tangan lagi untuk menolong orang
lain”.
Membangun mimpi berarti menumbuhkan harapan kita untuk bersegera meraihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar